Jokowi Tambah Subsidi Benih Padi, Berkah atau Musibah?

Jokowi Tambah Subsidi Benih Padi, Berkah atau Musibah?

broken image

Ketua Umum Asosiasi Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas mengatakan, langkah pemerintah memberikan subsidi untuk benih bibit padi akan berdampak buruk bagi pertanian di dalam negeri. Menurutnya, program subsidi itu tidak bermanfaat.

"Subsidi itu nggak ada manfaatnya. Kenapa uangnya nggak dikasih saja langsung ke petani atau untuk pengembangan benih di dalam negeri. Memberikan subsidi benih ke petani adalah hal keliru," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/1/2024).

"Dengan memberikan subsidi benih, akan memicu persepsi yang keliru bagi petani. Karena benih akan jadi nggak ada harganya. Petani akan fokus pada gratisnya, mengejar bibit yang dibagi-bagi itu," tukasnya.
Toh, imbuh dia, biaya untuk benih bibit tidak memiliki porsi besar dalam produksi padi.

"Kalau disubsidi, biaya benih itu hanya 2% dari total produksi gabah per kg-nya. Dan kalau tanpa subsidi itu hanya 3,7%," sebutnya.

"Kalau disubsidi, ini akan menyebabkan persepsi atas peran benih itu jadi keliru. Padahal, benih itu berperan 60% menentukan gagal atau berhasilnya usaha petani," ujarnya.

Karena itu lah, ungkap Dwi Andreas, petani yang tergabung di dalam AB2TI tak menggunakan bibit dari program subsidi pemerintah.

"Kalau nggak pakai bibit IF ya yang dijual swasta yang kualitasnya sudah diketahui dengan baik," cetusnya.

"Bukan berarti produksi benih BUMN tidak bagus. Ada yang bagus juga. Tapi ketika ini jadi diproyekkan, dan dengan jangka waktu yang singkat kebutuhannya harus dipenuhi, ya silahkan saja nalar sendiri," kata Dwi Andreas.

Belum lagi, lanjutnya, selama ini pemerintah memberikan alokasi harga yang sangat rendah kepada BUMN benih, sekitar Rp9.000 per kg benih padi.

"Itu amat sangat rendah," pungkas Dwi Andreas.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengaku telah menyiapkan penambahan alokasi benih padi dan jagung masing-masing sekitar 2 juta hektare (ha) secara gratis untuk para petani. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah swasembada beras dan jagung dalam waktu 1-2 tahun ke depan.

"Benih padi kami tambah dengan benih jagung, jumlahnya kurang lebih 2 juta hektare masing-masing. Supaya kita ke depan, 1-2 tahun atau maksimal 3 tahun kita sudah swasembada, selanjutnya kita menuju ekspor," kata Amran saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (17/1/2024).

Amran menyebut penyaluran benih gratis sudah mulai dilakukan pihaknya sejak 5 Januari 2024 kemarin. Ia juga memastikan benih yang disalurkan merupakan benih unggulan, apabila bukan benih unggul maka ia akan dengan tegas langsung menyetop penyaluran tersebut.

"Sekarang sudah mulai kita distribusi, start Januari tanggal 5 langsung jalan. (Hanya) benih unggul yang kita kirim, yang tidak unggul langsung kami stop, ada beberapa yang tidak unggul, khususnya jagung, kami langsung setop," ujarnya.