Jangan Beras, Pengusaha Minta Pemerintah Buka Terbatas Impor Padi


Jangan Beras, Pengusaha Minta Pemerintah Buka Terbatas Impor Padi

broken image


Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo) mengusulkan agar pemerintah membuka keran impor benih bibit padi hibrida. Langkah itu diklaim lebih baik daripada pemerintah mengimpor beras sampai jutaan ton.

"Kami pernah ajukan hitung-hitungan ke pemerintah. Dengan benih sekian untuk 1 ha produksi hibrida sekian dan inbrida sekian. Memang harga hibrida lebih mahal. Tapi, produksi akan melonjak, kami hitung 20%. Jadi meski harga benih padi hibrida lebih mahal, akan menaikkan produktivitas petani," kata Ketua Umum Asbenindo Ricky Gunawan kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (19/1/2024).

"Tentu tergantung dengan lahan yang ditanami ya. Dan izin hibrida itu diberikan untuk lahan tertentu yang ditetapkan sesuai uji lokasi. Nggak semua tempat, tapi di lahan-lahan yang cocok akan menghasilkan lebih besar. Di Indonesia banyak lokasi yang bisa ditanami padi hibrida," tambahnya.

Menurut Ricky, saat ini porsi benih hibrida yang ditanami petani di dalam negeri masih kecil, sekitar 2-3%. Sedangkan sekitar 97%-nya masih padi inbrida.

Dia berharap, penggunaan bibit hibrida bisa semakin digencarkan sehingga produksi beras di dalam negeri meningkat. Dengan begitu, ujarnya, pemerintah tak perlu lagi harus mengimpor beras sampai jutaan ton.

"Memang perlu edukasi bagi petani yang mau beralih dari benih inbrida ke hibrida. Soal timing harus pas sehingga pas penyilangan tepat waktu, bisa baik hasilnya. Kapan bibit jantan ditanam, kapan betina ditanam." ujarnya.

"Kami berharap, Kementan (Kementerian Pertanian) kan punya data. Daripada dia impor beras, misalnya dia melihat pemenuhan kebutuhan benih bibit kurang, dibuka izin impor secara terbatas. Jadi kalau nggak cukup, jangan jalan keluarnya impor beras. Kalau begitu planningnya akan impor beras terus,"pungkas Ricky.